Berarti sudah dua tahun lebih sejak pertama kali mulai sakit dan mengejar-ngejar diagnosis dulu.
Dua tahun yang seperti masih kemarin.
Tapi kalau dibayangkan, rasanya seperti masih nggak percaya.
Seperti mimpi.
Seperti baca cerpen atau novel yang formulanya standar, di mana tokoh utamanya biasanya kena kanker, lalu dia berjuang dan nggak nangis, sementara orang-orang yang melihat justru nggak tega, lalu dia kemo, lalu dia sembuh.
Cuma bedanya di cerita yang ini tokohnya nggak se-heroik itu, karena sempat pada suatu masa dia tiap hari kerjanya mewek di kamar mandi.
I got cancer.
Rasanya masih seperti kalimat yang mengada-ada, lhawong biasanya saya ini sagitarius kok, bukan cancer.
Tapi sayangnya.. ini memang kenyataan, bukan novel dan nggak mengada-ada. Seperti yang mbak desy ratnasari bilang :
"Tak percaya tapi ini terjadiEh, sori.. kepanjangan quote-nya. Tolong 3 baris terakhir abaikan saja *lhaa.. banyakan yang diabaikan yak*
Kau bersanding duduk di pelaminan
Airmata jatuh tak tertahankan
Kau khianati cinta suci ini"
Itu kalau cuma dibayangkan.
Kalau cuma dibayangkan, rasa-rasanya juga gak percaya bisa menjalani dan melewati masa-masa yang seperti mimpi buruk itu, dan masih bisa ngeblog sampai saat ini.
Itu kalau cuma dibayangkan.
Tapi kalau kita terlanjur 'kecebur' di dalamnya, maka nggak ada waktu lagi untuk membayang-bayangkan.
Dan memang betul yang orang bilang, bahwa manusia itu kalau kepepet bisa melakukan hal-hal yang dia nggak nyangka bisa dilakukan. Seperti misalnya cerita orang yang dikejar anjing, tiba-tiba bisa lompat pagar atau manjat pohon, padahal dalam kondisi nggak kepepet, jangankan manjat pohon, pakai sepatu hak tinggi aja mungkin dia udah ngerasa pusing karena ketinggian *halah berlebihan*
Karena pada dasarnya Allah itu memberikan ujian pasti lengkap dengan kunci jawabannya. Kalau kita diberi cobaan, insyaAllah sebetulnya kita sudah dibekali dengan senjatanya. Cuma kadang kita yang nggak sadar kalau kita punya senjata itu.
Baru sadar begitu kepepet situasi dan harus bertindak tanpa ada pilihan lain, seperti cerita superhero yang tadinya nggak tau kekuatannya, dan tiba-tiba di saat genting.. jejeng! Tau-tau bisa keluar jaring laba2 dari tangannya.
Ya kira-kira begitulah.
Intinya sih, alhamdulillah hasil pet-scan bulan lalu itu tidak menunjukkan aktifitas limfoma, alias kankernya tidak lagi terdeteksi dengan pet-scan.
Nah, sembuh dong?
Kalau bahasa awamnya mungkin begitu.
Lho, terus, kok adem2 aja?
Oh jangan khawatir, I've been dancing in my mind and celebrating. Dan tentunya rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah yang memberikan kesempatan untuk terus menghirup udara di bumi ini dan berusaha memperbaiki diri. And thank you everybody, for your support and well wishes. Sepertinya doa-doa yang kalian panjatkan diijabah Allah. Jazaakumullah khair..
Tapi pas kontrol kemarin pak dokter nggak mau bilang begitu.
Soalnya kebetulan (nggak betul juga sih sebenernya), sudah hampir lima minggu terakhir ini batuk berat. Waktu kontrol itu bahkan sampai berhari-hari nggak bisa tidur.
Sering sesak napas, demam, dan setiap malam berkeringat banyak.
Dulu waktu mulai sakit salah empat gejalanya seperti itu.
And on top of that, my LED and LDH level was elevated, setelah 2 bulan sebelumnya masuk range normal. Ini juga salah dua gejala lainnya waktu sakit yang dulu itu.
Wah, lampu kuning nih.
Pak dokter sering bilang, yang namanya kanker itu kan sel yang bermutasi, jadi kalau sekarang nggak keliatan di scan, belum tentu sudah nggak ada sama sekali. Bisa jadi di tingkat sel masih ada tapi nggak aktif.
Dan kalaupun sudah tidak ada, seseorang biasanya baru dinyatakan sembuh kalau selama 5 tahun sudah tidak ada tanda-tanda aktifitas kanker atau istilahnya remisi, atau NED (no evidence of disease).
Jadi kesimpulannya apa?
Kesimpulannya immunotherapy mabthera-nya ditunda dulu 1 bulan.
Karena mabthera ini salah satu efeknya menurunkan kekebalan tubuh, sehingga kalau kondisinya nggak bagus begini ya jangan dulu.
Lho, kan sudah bagus hasil pet-scannya, kok masih mabthera?
Kata si bapak, SOP atau prosedur standar internasional untuk pengobatan limfoma yang model ini sekarang memang imunokemoterapi ditambah 2 tahun terapi lanjutan dengan rituximab a.k.a mabthera.
Sementara ini, minum antibiotik dulu, ditambah fluimucil dan teosal untuk sesak nafasnya.
Dan pak dokter wanti-wanti untuk memantau gejala2 yang mencurigakan, baik itu mengarah ke kanker atau masalah jantung, dan jangan ragu-ragu untuk sms kalau ada apa-apa. Satu bulan lagi, semoga sudah sehat, cek darah untuk melihat kawan2 kita om Led dan tante Ldh, apakah sudah baik lagi atau belum.
Oh baiklah. Mari kita lanjutkan ikhtiar dan doa-nya.
Eh tapi tetep kok, di akhir perjumpaan itu, pas pak dokter mengantar sampai ke pintu (kebiasaan si bapak yang saya perhatiin adalah selalu mengantar pasiennya sampai ke pintu dan membukakan pintunya untuk kita, such a gentleman) beliau bilang bahwa menggembirakan sekali melihat hasil pet-scan yang sudah bersih itu.
Alhamdulillah..
So that's my good news to start the year, tetep mohon doanya supaya tetap baik dan selalu semangat. Sekali lagi, Alhamdulillah, it's been an extraordinary year, thank you everybody, for being part of it..
Luar biasa ketabahannya, sangat memberi kekuatan....
BalasHapusSaya saat ini sedang menunggu hasil biopsi anakku (sma kelas 3, 3 bln lg mau ujian)
Tuhan memberkati mu...
Mbak widi, turut mendoakan ya, semoga hasilnya bagus dan putra/putrinya dapat mengikuti ujian dengan baik.
HapusDan semoga mbak widi sekeluarga diberikan kemudahan dan kekuatan untuk menjalani proses diagnosis dan pengobatannya nanti, apapun hasilnya.
Saya sendiri sebenernya sih yaa.. nggak keren-keren amat, tapi Alhamdulillah selama ini dikaruniai begitu banyak dukungan dari keluarga dan sahabat2, sehingga sampai sekarang masih semangat dan alhamdulillah semakin mendekati kesehatan.
So, hang in there ya mom, I'm sure with family love and support we all can get through this *peluk dari jauh*
Urfah, puji Tuhan hasil biopsinya gak terlihat tanda tanda keganasan, dokternya bilang tetap harus dipantau terus..... cara mantaunya gimana ya,... anaknya sih tampaknya baik baik saja,.... berat badan memang turun hampir 8 kilo, bisa jadi karena nafsu makan berkurang, kami sudah dua bulan ini makanannya serba kukus, rebus...
HapusAlhamdulillaah, wah ikut senang dan lega mbak :)
HapusDipantaunya gimana ya... hmm.. saya bukan ahli kesehatan sih, jadi nggak tau pasti juga.
Tapi kalau pesan dari dokter Aru ke saya waktu itu sih dengan diwaspadai apakah ada pembesaran di benjolannya, dan/atau ada gejala2 seperti waktu mulai sakit dulu, misalnya lelah terus menerus dan berat badan turun tanpa sebab yang jelas, sesak nafas, keringat malam, dan semacamnya (karena kebetulan dulu gejala saya begitu).
Untuk makanan, kalau menurut saya mungkin nggak perlu sampai strict banget, karena anaknya kan masih masa pertumbuhan ya mbak, butuh banyak gizi dan energi. Jadi masih perlu protein, lemak, dan lain-lain. Yang penting seimbang, sebisa mungkin natural dan menghindari bahan2 seperti pengawet dan penyedap. Kasian kan anaknya kalau kurang tenaga karena nggak nafsu makan. IMHO begitu.
Mudah-mudahan anaknya tambah sehat dan lancar ujiannya ya mbak.