Berarti sudah 6 kali dari 12 kali yang direncanakan semula, atau 15 kali terapi dari 21 kali termasuk kemoterapi utama.
Oh ya, terapi dua bulan yang lalu itu agak istimewa buat saya.
Untuk pertama kalinya semuanya dilakukan dan dijalani sendiri, dalam arti yang sebenarnya. Mulai dari appointment dengan dokter, dengan tukang obat, dengan rumah sakit, dengan lab dan apotik, sampai check in dan check out di hari h-nya.
Prosedurnya biasanya begini: dua bulan sebelumnya daftar untuk kontrol ke dokter AWS. Yeps, dua bulan sebelumnya, dan itu pun dapat urutan 2, bukan urutan pertama. Nggak jauh beda dengan pesen tiket kereta.
Karena saat ini sedang dalam program diskon dari Roche, maka sekitar seminggu sebelum kontrol, memastikan ke tukang obat, yaitu roche, kalau Mabthera-nya tersedia dan bisa diambil nanti pas mau terapi.
Kalau pas lagi nggak di program diskon, dan harus beli sendiri dengan harga normal, berarti telpon ke apotik YKI sekitar 2 hari sebelum terapi untuk pesan Mabthera.
Harga obat-obatan kanker di YKI ini lumayan selisihnya dari harga di rumah sakit. Misalnya untuk mabthera, dulu pernah beli di rs karena darurat, harganya sampai hampir 17 juta untuk dosis 500mg, sedangkan di YKI sekitar 15,5 juta. Lumayan kan selisihnya 1 juta-an.
Lalu sekitar 4 hari sebelum tanggal kontrol, ke lab dulu untuk ambil darah. Kebetulan saya biasa ke RS dekat rumah, yang tidak punya sarana untuk cek LDH sendiri, jadi harus tunggu sekitar 2 atau 3 hari untuk ambil hasilnya.
Lalu di hari kontrolnya, ke lab lagi untuk ambil hasil.
Dokter AWS biasa mulai praktek jam setengah 8, jadi habis maghrib berangkat ke RS untuk kontrol. Oh ya, untuk memudahkan pas check-in besoknya, maka paginya telpon dulu ke bagian admission rawat inap RS, untuk daftar dan pilih kamar. Dapat atau enggaknya kamar yang kita pilih itu tetap tergantung ketersediaan kamar pas kita check-in.
Besok paginya ke tukang obat atau ke apotik YKI untuk beli obat, sudah lengkap dengan perlengkapan untuk menginap di RS. Tidak lupa coolbox untuk bawa obat, surat-surat pengantar, resep, dan hasil lab.
Dari tukang obat, langsung ke RS dan mengantar obat ke apotik, dilanjutkan ke pendaftaran rawat inap. Disini biasanya agak lama karena harus antri, lalu isi formulir dan cek ke asuransi.
Dan walaupun sudah telpon sehari sebelumnya, belum tentu kamar yang kita pilih ada yang kosong. Oh ya, karena menyesuaikan dengan asuransi, biasanya pilih kamar kelas 3.
Tapi jangan salah, di RS ini kamar kelas 3 justru paling enak buat kemoterapi. Suster-susternya sudah terbiasa dengan pasien kemo, jadi lebih cekatan dan hapal prosedurnya. Belum lagi dulu pernah jadi penghuni kamar kelas 3 selama sebulan, jadi susternya hampir semuanya kenal.
Pasiennya tinggal merem aja dalam arti sesungguhnya, soalnya sebelum kemo biasanya dikasih obat yang bikin nguantuuk banget.
Dan untuk pasien yang datang tak diantar pulang tak dijemput kayak saya, kelas 3 ini enak karena rame, dan susternya sering lewat2, jadi nggak sepi2 banget, dan kalau perlu apa-apa tinggal teriak aja (atau pencet bel kalau malu teriak2, hehe).
Setelah kemo dan menginap semalam, dan melakukan prosedur tambahan kalau ada (echo jantung, atau ronsen, atau ct-scan kalau pas jadwalnya atau bilamana perlu, sesuai perintah dokternya aja gitu), dan kalau sudah boleh pulang, maka infus boleh dilepas, dan kita eh saya bisa kabur ke bagian billing untuk mengurus check-out-nya.
Ini yang biasanya agak lama, karena harus antri lagi, dan cek asuransi untuk tahu apa saja yang di-cover dan apa yang tidak.
Kemarin disuruh balik ke kamar aja untuk nunggu kabar, karena si mbak2 cs kesian sama pasiennya kalau nunggu lama di billing.
Setelah proses billing selesai, kemarin sekitar 2 jam lah, lalu suster akan memberikan surat discharge yang isinya keterangan tanggal masuk, tanggal keluar, prosedur apa saja yang dilakukan, pesanan dokter untuk pasien setelah pulang nanti, obat-obatan yang harus diminum, dan resep kalau ada.
Selesai deh!
Lalu pasiennya pulang deh.
Lalu dua bulan kemudian, yaitu minggu depan, prosedur yang sama diulang lagi deh.
Alhamdulillah terapi yang dua bulan lalu itu berjalan lancar. And it was a kind of milestone for me. It's like a graduation, my official step into independence.
Mudah-mudahan ke depannya bisa tetep lancar, dan diikuti dengan milestone yang lain, yang lebih penting, yaitu pernyataan resmi dan positif dari dokter AWS, that i'm finally cured, NED, in remission, forever.