Laporan lagi kitah. Setelah tertunda 1 bulan akibat batuk dan radang tenggorokan, alhamdulillah terapi ke 16 sudah berhasil dilaksanakan dengan baik.
Hasil lab masih kurang oke, karena lagi-lagi LDH belum mau masuk jangkauan normal, tapi alhamdulillah LED sudah. Akhirnya untuk berjaga-jaga dokter AWS meminta untuk cek darah sebulan sekali, dari jadwal semula yang dua bulan sekali.
Waktu kontrol itu dokter bilang bahwa di luar LDH level yang masih suka ngeyel, secara keseluruhan kondisi pasiennya sudah melampaui perkiraan tim dokter. Wah, pasiennya pun secara refleks bertanya (boong ding, bertanya kan bukan termasuk gerak refleks) "Memangnya perkiraan dokter bagaimana dok?"
Kata pak AWS, dokter memperkirakan limfomanya akan sulit ditaklukkan mengingat letaknya yang ekstranodal alias tidak saja di dalam kelenjar getah bening, tapi juga di luar. Dan kondisi pasiennya waktu itu pun cukup memprihatinkan dengan berbagai macam komplikasi diantaranya pleural dan pericardial effusion atau cairan di selubung paru-paru dan jantung. Belum lagi di tengah proses sempat ada penundaan cukup lama akibat herpes.
Dengan kata lain, sepertinya para dokter waktu itu tidak memperkirakan pasiennya akan survive.
Waktu itu sih dokter AWS nggak dengan gamblang bilang begitu, tapi secara tersirat saja.
Intinya, meskipun tetap harus terus waspada, tapi tidak boleh lupa bersyukur dan optimis, karena yang dicapai sekarang ini adalah sesuatu yang luar biasa.
Beberapa waktu lalu kebetulan saya juga kembali diingatkan bahwa saya sangat beruntung bisa melalui krisis kanker dan terapinya itu, setelah mendengar kabar bahwa seorang teman meninggal ketika menjalani kemoterapi untuk limfoma. Innalillahi wa inna ilaihi rooji'uun.
Sebetulnya limfoma atau kanker kelenjar getah bening ini termasuk kanker yang tingkat kesembuhannya tinggi. Asalkan ditangani dengan baik dan segera tentunya.
Karena limfoma ini kankernya berupa kanker darah yang sifatnya menyebar ke seluruh tubuh, maka pengobatan utamanya juga sifatnya menyeluruh, yaitu dengan kemoterapi.
Dan setiap pengobatan itu tidak ada yang tidak beresiko, termasuk juga kemoterapi ini. walaupun tingkat keberhasilannya tinggi, tapi tetap saja ada kemungkinan something went wrong.
Ada yang berhasil, ada juga yang tidak.
And I know that I was so lucky that despite all the wrong things that happened to me, in the end everything went right. Atas kehendak Allah tentunya.
Kembali ke laporan kegiatan dua hari ini, Alhamdulillah kali ini prosesnya lancar, dan kali ini ada adik tercinta yang menemani.
Berangkat jam 10 pagi dari rumah, ke YKI untuk beli mabthera, sampai di rs sekitar jam 12, langsung dapat kamar dengan posisi bed di samping jendela.
Jam 1 sudah rapi di kamar, dan sekitar jam 17.30 sudah mulai.
Oh ya, karena sampai sekarang masih sering sesak nafas dan berdebar2, maka kali ini dijadwalkan juga echo jantung. Dan hasilnya, alhamdulillah baik.
Obat tidak perlu diminum setiap saat, cuma bilamana perlu saja.
I guess I just have to be nice to my body and my heart.
Jam 19.30 pak dokter AWS berkunjung, dan kali ini beliau kembali mengatakan bahwa I've been doing exceptionally fine. Bahwa mengingat kondisi waktu masih jadi penghuni tempat tidur sebelah selama sebulan itu (pak dokter masih ingat rupanya, kalau dulu 'kontrakan' saya di 312 bed 3), pastilah saya mendapatkan bantuan dari Yang di Atas.
Dan setelah selesai memeriksa, beliau mengatakan sesuatu yang membuat saya cukup merinding, yaitu : "Apapun yang terjadi ke depannya, sejauh ini kamu sudah bagus sekali. Di atas kertas, you shouldn't even be here right now .."
Sebetulnya selama ini pikiran seperti itu sering juga terlintas di kepala, dan saya merasa bahwa hidup yang saya miliki kali ini adalah 'bonus' dari Allah. Sebuah perpanjangan waktu.
Tapi mendengar dokter AWS mengatakan hal yang sama seolah menjadi sebuah konfirmasi bahwa memang hal itu yang terjadi. Bahwa apapun yang nantinya terjadi, apakah akan berhasil melalui milestone 5 tahun dengan kesembuhan, atau entah apa, tidak perlu terlalu takut, dan jangan sampai lupa kalau yang didapat saat ini sebetulnya adalah sebuah hadiah dari Allah.
Dan tugas saya sebagai pihak yang diberi hadiah, ya berusaha selalu ingat untuk berterima kasih. Be brave and be thankful, karena Allah Maha Baik. He helped you through it, jadi yakin saja kalau insyaAllah pertolongan Allah itu dekat..
Terimakasih pak dokter, karena sudah mengingatkan kembali..
I really need that, because with all the pain, worry, loneliness, and even with the excitement, boredom and disappointment in the everyday life, it's so easy to lose that perspective