Kamis, 20 Oktober 2016

Halo, ke mana aja?


Dulu sempet berniat bakal tetep rajin ngeblog walaupun sudah selesai terapi. Tapi apa daya, setengah tahun lebih lewat begitu saja.
Ternyata agak sulit mengambil 'tone' untuk menulis posting sesudah garis finish itu.
Sudah remisi, walaupun tanpa amnesti *apasih*, dan selesai terapi, jadi apa lagi?

Mungkin semacam krisis identitas begitu. Entry yang kemarin-kemarin isinya kan soal limfoma, sekarang soal apa ya?
Masih banyak sih sebenernya soal limfoma itu, soal apa yang terjadi sesudah terapi, bagaimana berurusan dengan efek samping, kecemasan2, kontrol rutin, dan lain sebagainya.
Tapi setiap ditulis, entah kenapa kok ujung2nya seperti mengeluh, akhirnya karena tidak sesuai dengan visi dan misi blog ini *halah*, yang mana adalah 'hadapi hidup dengan gembira', akhirnya nggak jadi deh.
Dan setelah membuat hampir 10 posting yang tetap berstatus 'draft', jadilah posting yang berstatus 'alasan' alias excuse ini :D



Tapi bener lho, susah ternyata untuk tetap excited setelah selesai terapi ini.
Oh bukan, bukan karena nggak  bersyukur kok. Jangan dong.
Tentu bersyukur banget. I got away safely, despite all those things that went wrong. Not everybody got this lucky. Alhamdulillah..

Tapi dulu kan ngebayanginnya kalau dah selesai kemo, langsung bisa kembali ke kehidupan sebelumnya yang di-pause itu. Eh ternyata enggak semudah itu.
Nah kan, mulai terdengar seperti mengeluh kan? *nginjek rem*

Jadi intinya, setelah selesai terapi kemarin itu, Prof Aru memberikan pengantar untuk ke THT, ObGyn, dan spesialis jantung.

Sebetulnya yang paling mengganggu selama 3 tahun ini (selain limfoma tentunya), adalah radang tenggorokan, sinusitis, dan sakit perut, dan keletihan yang nggak bisa digambarkan *halah*. Flu sebulan aja rasanya lelah kan? Nah ini flu 3 tahun.

Dulu di tengah terapi sebetulnya dah sempat bolak balik ke THT, tapi dokternya malah takut batuk2nya karena limfoma, akhirnya 'dilemparkan' kembali ke dokter onkologi, yang waktu itu hanya memberi obat batuk sirup, obat anti alergi, dan 'perintah' untuk banyak-banyak sabar, karena selama masih mabthera, ya bakal gampang ketularan macem2..

Jadi setelah beres urusan kemo dan maintenance, dengan pengantar dari dokter onkologi, kembalilah ke dokter THT dengan membawa foto ronsen sinus. Yang difotonya dengan menempelkan wajah ke plat besi dengan posisi lurus, miring dan mendongak. Semacam mugshot tapi pake x-ray gitu, huehue.. Kali ini dengan penuh pengharapan untuk dapat mengakhiri serangan batuk pilek yang sangat bandel itu.

Kali ini kita ke Prof Helmi di salemba, sesuai rekomendasi beberapa teman yang udah sering ke sana.
Dokternya baik dan tampak kebapakan, memancarkan wibawa dan pengalaman yang luas dan mendalam *halah*
Waktu beliau tau kalau pasiennya habis terapi limfoma, prof malah bilang kalau nggak perlu terlalu khawatir, bahkan cerita kalau 2 orang rekannya sesama spesialis THT ada yang kena limfoma juga, tapi sekarang sudah sembuh dan praktek lagi. Maksudnya supaya tetep optimis gitu kali ya..
Trus, soal sinusitis dan radang tenggorokan, sepertinya karena efek kemo yang membuat daya tahan tubuh menurun dan hidung tenggorokan jadi oversensitif.
Obatnya? obat batuk biasa, obat anti alergi, dan bersabar.
Wah sepertinya kenal nih resep model begini.

Mungkin memang berobat itu memang resep wajibnya yang terakhir itu ya: sabar.
Dan ternyata tetep nggak bisa juga dapat resep yang ces pleng langsung bablas batuk pileknya.


Selain ke THT, sempat juga ke dokter kulit. Nah ini. Karena problematika dengan daya tahan tubuh ini jadinya gampang kena infeksi yang gak keren, yaitu kuku jari tangan jadi jamuran. Padahal perasaan gak jorok-jorok amat deh. Ya mungkin jorok, tapi ya gak amat lah.. :P
Dokter kulit waktu itu cuma kasih salep aja. Sebetulnya untuk infeksi jamur ada obat yang diminum juga, tapi karena waktu itu masih terapi, dokternya kasih obat yang minimal. Alhamdulillah cocok sih, tapi setiap kali hampir sembuh, tiba waktu terapi, kena mabthera lagi, imunitas ditekan lagi, dan jamurnya balik lagi deh.

Tapi setelah selesai terapi ini, alhamdulillah, berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan didorongkan keinginan luhur untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas *bletak*, ternyata berangsur2 jamurnya pergi sendiri. Mungkin setelah daya tahan tubuh mulai kembali lagi, si jamur yang bandel itu pun berhasil diusir dengan sukses.

Nah, jadi itu tadi beberapa kegiatan setelah terapi. Udah nggak heboh dan heroik lagi seperti yang dulu-dulu. Alhamdulillah.

Sebetulnya yang masih belum tercapai adalah mulai rutin berolah raga lagi. Nggak perlu sampai squat dan sit-up 100 kali, atau lari keliling kompleks sampai 6 puteran kayak jaman kejayaan dulu *pamer*, tapi setidaknya jalan pagi gitu.
Ini sulit karena jam tidur belum bisa diatur untuk kembali ke jadwal normal lagi.
Mudah2an dalam waktu dekat ini bisa ketemu lagi deh semangat dan tenaganya.
Sementara ini, seperti kata mas Rian demasip, mari kita nikmati apa yang ada, karena hidup adalah anugrah..

Selasa, 22 Maret 2016

Saat-saat kelulusan itu

Kamis muinggu lalu kontrol ke Prof AWS.
Oh ya, sejak beliau dikukuhkan sebagai propesor awal februari lalu, sekarang harus latihan menyebut 'Prof', bukan 'Dok' lagi *sekilas info*

Sebelum kontrol, tepatnya sebelum dapat hasil pet-scan sebetulnya sudah sempat membuat daftar pertanyaan, apa saja yang ingin ditanyakan dan diketahui, apalagi menjelang berakhirnya terapi ini kan berarti banyak hal yang akan berakhir juga, dan mungkin ada hal-hal baru yang perlu dilakukan.
Misalnya, kapan perlu kontrol, kapan perlu cek lab, kapan perlu laporan, apa saja yang perlu diwaspadai, apa saja yang perlu dihindari, apa yang perlu diantisipasi, apa efek samping yang bisa sembuh dan apa yang diikhlaskan saja, selain limfoma, apa yang harus diwaspadai, berapa besar kemungkinan balik lagi, atau muncul hal yang lain, gitu-gitu deh..

Tapi kemarin pas antri kebetulan dapat giliran agak malam, dan ndilalahnya beberapa orang yang antri sebelumnya itu kok ya para lansia, yang masih pada menjalani terapi. Beberapa harus dituntun ketika berjalan, atau malah harus pakai kursi roda. Mereka juga diantar rombongan anggota keluarga, yang sigap ke sana ke mari untuk mengurus ini itu.

Walaupun di antara orang-orang yang antri itu cuma saya yang terbatuk2 dengan dahsyatnya, tapi tiba-tiba kok rasanya saya nggak pa pa gitu, sehat wal afiat saja.

Teringat kalau saya dulu pernah juga berada di posisi seperti mereka.
Posisi pakai kursi roda dan jalan dituntun maksudnya, bukan posisi sebaga lansia-nya yaa.
Rasanya masih seperti kemarin, tapi rasanya juga sudah lamaaa.. sekali. Seperti mimpi gitu.
Dulu antri di tempat yang sama, tapi harus berbekal bantal, jaket tebal, dan berbagai peralatan tempur lainnya untuk memastikan bisa survive sampai tiba giliran konsul, sekarang saya datang sendiri sepulang kerja, lengkap dengan laptop dan peralatan tempur yang sama sekali berbeda.

Tiba-tiba jadi pengen nangis.

Bukan, bukan karena mereka diantar rame-rame dan saya sendirian.
Juga bukan karena mereka dapat giliran konsul duluan dan saya belakangan.
Tapi tiba-tiba saya kok merasa macam-macam, eh.. maksudnya macam-macam perasaan berkecamuk jadi satu gitu.
Antara merasa lelah, karena terbayang perjalanan yang sudah begitu jauh dan lama..
Tapi juga merasa lega, dan terharu (terharu sama diri sendiri gitu, huehue.. nggak banget yak) bahwa di sepanjang perjalanan ini begitu banyak kemajuan yang didapatkan.. I've came a long way and improved so much..
Dan rasa bersyukur yang buanyaaak.. banget, bahwa pada akhirnya berdasarkan selembar kertas hasil PET-Scan itu saya akan ganti status. Bukan status yang itu sih, sayangnya status yang itu belum berhasil berubah *lhoo.. kok malah curcol*

Karena sibuk dengan perasaan2 sendiri itu, ditambah perasaan satu lagi yang sulit dibendung, yaitu perasaan ngantuk, akhirnya pas dipanggil masuk ke ruangan semua pertanyaan yang udah ditulis dengan indah itu nggak keluar sama sekali. Lupa kalo udah bikin catetan.

Waktu itu cuma inget ngasih hasil PET-CT aja.
Om Propesor membaca dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, trus bilang begini "Catetannya banyak banget, tapi semua masalah yang banyak ini jadi nggak terlalu berarti dengan adanya bagian ini nih : tidak dijumpai relaps limfoma."
Ah iya.. bener banget.

Lalu nasib benjolan di lipatan paha itu?
"Ini memang kelenjar, tapi dari hasil PET-CT tidak terlihat aktifitas ekstra. Jadi kamu anggap aja ini kelenjar yang jinak, atau kalaupun limfoma, maka limfoma yang ini aktifitasnya pelan banget, sampai tidak terdeteksi oleh PET"

Lalu harus bagaimana?
"Seperti yang sudah-sudah, waspada saja. Periksa secara berkala, tidak hanya di pangkal paha, tapi juga leher, ketiak, dan lain-lain.
Dan cek darah setiap 3 bulan sekali."

Apa yang harus dilihat?
"Yang rutin-rutin aja, LDH, LED, Hb, karena biasanya kalau limfomanya bermasalah dua yang pertama naik, dan Hb turun."

Lalu catatan yang panjang itu?
"Untuk itu difollow-up ke dokter-dokter spesialis yang sesuai."

Lalu soal batuk ini gimana dong?
"Kamu sembuhin dulu sinusitisnya."

Caranya?
"Minum obat alergi, obat batuk seperlunya, dan mungkin perlu antibiotik. Tapi saya sih cenderung antibiotiknya nggak usah ya. Saya kasih pengantar foto sinus aja, lalu ke spesialis THT."

Ah, akhirnya.. tiba juga waktunya saya 'ditolak' sama om Prof AWS dan dikirim ke dokter lain..
Rasanya merdu banget ya.. *lebay*

Lalu jadwal kita ketemu lagi? (Kita? huehue..)
"Kalau kamu merasa ada yang nggak beres, atau ada yang ingin dikonsultasikan, datang aja kapan-kapan, tapi kalau enggak, sampai jumpa di tahun 2017 ya.."

Dan dengan ucapan perpisahan itu, ditambah berlembar2 pengantar lab untuk setahun ke depan, saya keluar dari ruangan konsultasi dengan status resmi NED alias remisi.
Alhamdulillaah...

Rabu, 09 Maret 2016

My Finish Line

2 minggu yang lalu dapat 'surat cinta' dari bagian nuklir RSGP.
Isinya banyak, tapi intinya adalah : tidak dijumpai relaps limfoma.

Jadi teman-teman, Alhamdulillah wa syukurillah.. I'm officially in remission!!

Terima kasih untuk semua support dan doa selama ini.
It has been a long journey, and I'm glad you're all there to share the load.


Cerita soal pet-scan-nya nanti2 deh yaa..
Love you all :-*