Selasa, 22 Maret 2016

Saat-saat kelulusan itu

Kamis muinggu lalu kontrol ke Prof AWS.
Oh ya, sejak beliau dikukuhkan sebagai propesor awal februari lalu, sekarang harus latihan menyebut 'Prof', bukan 'Dok' lagi *sekilas info*

Sebelum kontrol, tepatnya sebelum dapat hasil pet-scan sebetulnya sudah sempat membuat daftar pertanyaan, apa saja yang ingin ditanyakan dan diketahui, apalagi menjelang berakhirnya terapi ini kan berarti banyak hal yang akan berakhir juga, dan mungkin ada hal-hal baru yang perlu dilakukan.
Misalnya, kapan perlu kontrol, kapan perlu cek lab, kapan perlu laporan, apa saja yang perlu diwaspadai, apa saja yang perlu dihindari, apa yang perlu diantisipasi, apa efek samping yang bisa sembuh dan apa yang diikhlaskan saja, selain limfoma, apa yang harus diwaspadai, berapa besar kemungkinan balik lagi, atau muncul hal yang lain, gitu-gitu deh..

Tapi kemarin pas antri kebetulan dapat giliran agak malam, dan ndilalahnya beberapa orang yang antri sebelumnya itu kok ya para lansia, yang masih pada menjalani terapi. Beberapa harus dituntun ketika berjalan, atau malah harus pakai kursi roda. Mereka juga diantar rombongan anggota keluarga, yang sigap ke sana ke mari untuk mengurus ini itu.

Walaupun di antara orang-orang yang antri itu cuma saya yang terbatuk2 dengan dahsyatnya, tapi tiba-tiba kok rasanya saya nggak pa pa gitu, sehat wal afiat saja.

Teringat kalau saya dulu pernah juga berada di posisi seperti mereka.
Posisi pakai kursi roda dan jalan dituntun maksudnya, bukan posisi sebaga lansia-nya yaa.
Rasanya masih seperti kemarin, tapi rasanya juga sudah lamaaa.. sekali. Seperti mimpi gitu.
Dulu antri di tempat yang sama, tapi harus berbekal bantal, jaket tebal, dan berbagai peralatan tempur lainnya untuk memastikan bisa survive sampai tiba giliran konsul, sekarang saya datang sendiri sepulang kerja, lengkap dengan laptop dan peralatan tempur yang sama sekali berbeda.

Tiba-tiba jadi pengen nangis.

Bukan, bukan karena mereka diantar rame-rame dan saya sendirian.
Juga bukan karena mereka dapat giliran konsul duluan dan saya belakangan.
Tapi tiba-tiba saya kok merasa macam-macam, eh.. maksudnya macam-macam perasaan berkecamuk jadi satu gitu.
Antara merasa lelah, karena terbayang perjalanan yang sudah begitu jauh dan lama..
Tapi juga merasa lega, dan terharu (terharu sama diri sendiri gitu, huehue.. nggak banget yak) bahwa di sepanjang perjalanan ini begitu banyak kemajuan yang didapatkan.. I've came a long way and improved so much..
Dan rasa bersyukur yang buanyaaak.. banget, bahwa pada akhirnya berdasarkan selembar kertas hasil PET-Scan itu saya akan ganti status. Bukan status yang itu sih, sayangnya status yang itu belum berhasil berubah *lhoo.. kok malah curcol*

Karena sibuk dengan perasaan2 sendiri itu, ditambah perasaan satu lagi yang sulit dibendung, yaitu perasaan ngantuk, akhirnya pas dipanggil masuk ke ruangan semua pertanyaan yang udah ditulis dengan indah itu nggak keluar sama sekali. Lupa kalo udah bikin catetan.

Waktu itu cuma inget ngasih hasil PET-CT aja.
Om Propesor membaca dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, trus bilang begini "Catetannya banyak banget, tapi semua masalah yang banyak ini jadi nggak terlalu berarti dengan adanya bagian ini nih : tidak dijumpai relaps limfoma."
Ah iya.. bener banget.

Lalu nasib benjolan di lipatan paha itu?
"Ini memang kelenjar, tapi dari hasil PET-CT tidak terlihat aktifitas ekstra. Jadi kamu anggap aja ini kelenjar yang jinak, atau kalaupun limfoma, maka limfoma yang ini aktifitasnya pelan banget, sampai tidak terdeteksi oleh PET"

Lalu harus bagaimana?
"Seperti yang sudah-sudah, waspada saja. Periksa secara berkala, tidak hanya di pangkal paha, tapi juga leher, ketiak, dan lain-lain.
Dan cek darah setiap 3 bulan sekali."

Apa yang harus dilihat?
"Yang rutin-rutin aja, LDH, LED, Hb, karena biasanya kalau limfomanya bermasalah dua yang pertama naik, dan Hb turun."

Lalu catatan yang panjang itu?
"Untuk itu difollow-up ke dokter-dokter spesialis yang sesuai."

Lalu soal batuk ini gimana dong?
"Kamu sembuhin dulu sinusitisnya."

Caranya?
"Minum obat alergi, obat batuk seperlunya, dan mungkin perlu antibiotik. Tapi saya sih cenderung antibiotiknya nggak usah ya. Saya kasih pengantar foto sinus aja, lalu ke spesialis THT."

Ah, akhirnya.. tiba juga waktunya saya 'ditolak' sama om Prof AWS dan dikirim ke dokter lain..
Rasanya merdu banget ya.. *lebay*

Lalu jadwal kita ketemu lagi? (Kita? huehue..)
"Kalau kamu merasa ada yang nggak beres, atau ada yang ingin dikonsultasikan, datang aja kapan-kapan, tapi kalau enggak, sampai jumpa di tahun 2017 ya.."

Dan dengan ucapan perpisahan itu, ditambah berlembar2 pengantar lab untuk setahun ke depan, saya keluar dari ruangan konsultasi dengan status resmi NED alias remisi.
Alhamdulillaah...

Rabu, 09 Maret 2016

My Finish Line

2 minggu yang lalu dapat 'surat cinta' dari bagian nuklir RSGP.
Isinya banyak, tapi intinya adalah : tidak dijumpai relaps limfoma.

Jadi teman-teman, Alhamdulillah wa syukurillah.. I'm officially in remission!!

Terima kasih untuk semua support dan doa selama ini.
It has been a long journey, and I'm glad you're all there to share the load.


Cerita soal pet-scan-nya nanti2 deh yaa..
Love you all :-*