Alhamdulillah pet-scan sudah terlaksana dengan baik sesuai tanggal yang direncanakan.
Telat banget yak postingnya? Nggak apa lah, kan biasanya juga begitu :D
Tadinya sudah siap mental untuk berangkat sendiri, tapi hari Jumat my lovely sista kasih kabar kalau dia akan cuti satu hari untuk menemani. Huaa.. senangnyaa.. sankyuuu.. :-*
Kirain 'cuma' mau pet scan gitu, perasaan bakalan santai-santai aja. Dan memang waktu itu juga berusaha meyakinkan diri kalau ini 'cuma' prosedur biasa, bagian dari check-up rutin.
Lagian, takut kenapa sih? Paling yang agak menakutkan bagian suntik obatnya lah.
But hey, you've been on chemo and immunotherapy for 2 years. That's countless blood drawings and infusions. Surely a little needle won't scare you that much?
Tapi ternyata nggak bisa eh.
Hatiku amat kacau, seperti setelah meletusnya balon hijau.
Ini bukan cuma masalah disuntik atau discan saja ternyata, tapi soal banyak hal.
Ini juga soal melihat bagaimana hasil usaha yang dua tahun ini, apakah akhirnya bisa bersih dan bisa mulai disebut remisi? Atau apakah justru bakalan ketemu hal-hal lain yang tadinya nggak keliatan?
Apakah justru ada efek lain dari penyakit dan serangkaian terapi yang dijalani selama ini?
Scan kali ini kalau diibaratkan mungkin seperti 'terima rapor' setelah dua tahun 'belajar' dan 'ujian'. Jadi perasaan pun jadi campur aduk antara berusaha optimis dan khawatir.
Antara berusaha berpikir positif kalau hasilnya akan ok, seperti yang diharapkan, dengan ketakutan kalau harus menjalani lagi yang sudah dilalui tahun kemarin.
Dan satu pikiran yang pasti pernah terlintas di pikiran orang yang pernah kena kanker adalah 'jangan-jangan kankernya balik lagi'
And the internet freak side of me led me to search the internet for 'scan' and 'anxiety'.
Dan ternyata eh ternyata.. ini bukan perasaan yang berlebihan atau mengada-ada loh, karena perasaan kayak gini ini ternyata sampai ada namanya, yaitu scanxiety, alias scan anxiety, alias kekhawatiran yang dirasakan sebelum menerima hasil scan.
Bukan scan dokumen pake scanner atau mesin potokopi yaa.. tapi scan bodi alias badan. Entah itu ct-scan, pet-scan, mri, atau scan2 yang lain.
It's like suddenly your whole life is on hold, waiting for the result, is it good and finally you can move on and plan ahead, or will you have to start all over again?
Minggu, 30 November 2014
Minggu, 09 November 2014
Persiapan sebelum PET-Scan?
Sebetulnya dipesen sibos untuk ngarang artikel, tapi kok ya jam segini baru bisa on.
Jangan-jangan defisit hb belum resolve ya?
Hmm... ngaku deh, harusnya kamis kemarin cek ke lab, tapi males, jadi sampe sekarang belum deh.
Intinya, i'm the queen of procrastination, so instead of doing my homework, mari kita ngeblog barang sehalaman *hihi.. maap bos, yang ini mikirnya nggak susah sih, dan nggak perlu lugas2, santey aja kaga pake ngegas*
Oh ya, padahal selasa ini pas artikelnya deadline, harus bolos ngantor karena pas jadwal pet-scan. Jadi memang harus dibuat sekarang, dan selesai nggak selesai dikumpulkan besok. Nah, ngomong-ngomong, besok itu tinggal 3 menit dari waktu ngetik sekarang. Huehe.. hopeless daah..
Seperti yang udah ditulis sebelumnya, minggu lalu sudah bikin janjian dengan bagian kedokteran nuklir mrccc. Nomer tilpunnya ini : 021-29962765, in case anyone need it.
Pas tanya ke mas2nya apa yang harus dipersiapkan untuk pet-scan besok (selasa maksudnya, karena ini udah senin), si mas bilang, puasa aja 6 jam sebelumnya.
Karena takut ada yang kelewat, secara kemarin cuma nanya lewat telpon dan buru-buru, maka jurus andalan dikerahkan, yaitu bertanya kepada google yang bergoyang.
Pet-scan yang biasa dilakukan untuk mendeteksi keganasan adalah FDG (18-Fluoro-deoxyglucose) pet. FDG pet menggunakan radiolabeled glucose, atau glukosa yang diradiasi.
Si FDG ini akan diserap oleh tubuh, dan metabolisme yang abnormal akan terlihat pada waktu di-scan, dan abnormalitas itu biasanya menunjukkan adanya keganasan atau kanker.
'Biasanya', karena bisa jadi tidak terlihat abnormalitas padahal kankernya ada (false negatif), atau terlihat aktifitas yang lebih dari normal, tetapi bukan kanker (false positive).
Karena hasil scan-nya sangat bergantung dengan bagaimana sel-sel tubuh kita mencerna FDG, dan fdg ini adalah molekul sejenis glukosa, maka tubuh kita perlu dipersiapkan supaya bisa mencerna si fdg ini dengan baik.
Tapi ternyata memang terjadi khilafiyah di kalangan ahli radiologi mengenai persiapan yang perlu dilakukan oleh pasien sebelum pet-scan. Yang umum disarankan ya seperti pesen si mas penerima telpon itu, yaitu puasa 6 jam sebelum dilakukannya prosedur.
Akan tetapi banyak juga yang menyarankan atau malah mensyaratkan beberapa persiapan tambahan, agar hasilnya optimal, yaitu sbb:
Namanya juga ikhtiar.
Sekarang tinggal berdoa supaya nanti pas waktunya semua lancar, dan lebih penting lagi, hasilnya bagus, supaya bisa dapat stempel ok dari pak dokter AWS. Doakan aku yaa..
Eh iya, satu lagi, sekarang tinggal (berusaha) ngerjain pe er deh.. doakan aku untuk yang ini juga yaa..
Jangan-jangan defisit hb belum resolve ya?
Hmm... ngaku deh, harusnya kamis kemarin cek ke lab, tapi males, jadi sampe sekarang belum deh.
Intinya, i'm the queen of procrastination, so instead of doing my homework, mari kita ngeblog barang sehalaman *hihi.. maap bos, yang ini mikirnya nggak susah sih, dan nggak perlu lugas2, santey aja kaga pake ngegas*
Oh ya, padahal selasa ini pas artikelnya deadline, harus bolos ngantor karena pas jadwal pet-scan. Jadi memang harus dibuat sekarang, dan selesai nggak selesai dikumpulkan besok. Nah, ngomong-ngomong, besok itu tinggal 3 menit dari waktu ngetik sekarang. Huehe.. hopeless daah..
Seperti yang udah ditulis sebelumnya, minggu lalu sudah bikin janjian dengan bagian kedokteran nuklir mrccc. Nomer tilpunnya ini : 021-29962765, in case anyone need it.
Pas tanya ke mas2nya apa yang harus dipersiapkan untuk pet-scan besok (selasa maksudnya, karena ini udah senin), si mas bilang, puasa aja 6 jam sebelumnya.
Karena takut ada yang kelewat, secara kemarin cuma nanya lewat telpon dan buru-buru, maka jurus andalan dikerahkan, yaitu bertanya kepada google yang bergoyang.
Pet-scan yang biasa dilakukan untuk mendeteksi keganasan adalah FDG (18-Fluoro-deoxyglucose) pet. FDG pet menggunakan radiolabeled glucose, atau glukosa yang diradiasi.
Si FDG ini akan diserap oleh tubuh, dan metabolisme yang abnormal akan terlihat pada waktu di-scan, dan abnormalitas itu biasanya menunjukkan adanya keganasan atau kanker.
'Biasanya', karena bisa jadi tidak terlihat abnormalitas padahal kankernya ada (false negatif), atau terlihat aktifitas yang lebih dari normal, tetapi bukan kanker (false positive).
Karena hasil scan-nya sangat bergantung dengan bagaimana sel-sel tubuh kita mencerna FDG, dan fdg ini adalah molekul sejenis glukosa, maka tubuh kita perlu dipersiapkan supaya bisa mencerna si fdg ini dengan baik.
Tapi ternyata memang terjadi khilafiyah di kalangan ahli radiologi mengenai persiapan yang perlu dilakukan oleh pasien sebelum pet-scan. Yang umum disarankan ya seperti pesen si mas penerima telpon itu, yaitu puasa 6 jam sebelum dilakukannya prosedur.
Akan tetapi banyak juga yang menyarankan atau malah mensyaratkan beberapa persiapan tambahan, agar hasilnya optimal, yaitu sbb:
- Hindari aktifitas berat, seperti olah raga dan kerja yang membutuhkan tenaga banyak, dan hindari pijat (deep tissue massage), selama 24 jam sebelumnya (ada yang menyarankan 48 jam)
- Selama 24 jam sebelumnya, makan makanan yang sangat rendah karbohidrat, dan jangan mengkonsumsi gula. Makanan yang harus dihindari antara lain : karbohidrat (nasi, kentang, jagung, gandum, cereal, dst), sayuran yang mengandung tepung dan/atau gula seperti wortel dan tomat, buah-buahan, dan gula pada umumnya, kafein (kopi, teh), dairy product seperti susu dan yoghurt.
- Hindari alkohol dan nikotin setidaknya 24 jam sebelumnya. Well, selamanya sih sebenernya
- Banyak minum air putih, eh air bening ya.. sebelum dan sesudah prosedur. Sebelum, supaya tubuh well-hydrated, sesudah supaya zat radioaktifnya cepat dibuang melalui urine
- Puasa selama 6 jam sebelum tindakan, boleh minum air bening saja
- Dress warmly. Kalau yang ini sih di jakarta nggak masalah kayaknya yak
Namanya juga ikhtiar.
Sekarang tinggal berdoa supaya nanti pas waktunya semua lancar, dan lebih penting lagi, hasilnya bagus, supaya bisa dapat stempel ok dari pak dokter AWS. Doakan aku yaa..
Eh iya, satu lagi, sekarang tinggal (berusaha) ngerjain pe er deh.. doakan aku untuk yang ini juga yaa..
Senin, 03 November 2014
Program ulang tahun : pet-scan
Alhamdulillah dua minggu yang lalu sudah absen rutin ke RS.
Proses kali ini alhamdulillah lancar jaya, kecuali pas cek lab ke RS Haji.
Nggak lancarnya karena jalanan macet bangeeet.. dan sampai di sana ternyata mereka baru bisa kasih hasilnya dalam waktu 4 hari, atau 3 hari kerja karena besoknya hari Ahad. Waduh, padahal biasanya selasa sore udah bisa lho, bahkan kalau dirayu dikit, selasa pagi pun bisa diusahakan.
Tapi kali ini mas2nya beda, dan nggak bisa ngasih hasilnya sebelum rabu.
Hmm.. what to do? Selasa sore sudah mau kontrol.
Kata mas2nya, ke Pr*d*a aja.
Hmm.. browsing2, yang deket ada di kp melayu. Bisa tuh pas berangkat kerja. Tapi nggak yakin kalau ditunda2, belum lagi takut kenapa2 kalau makin mepet waktu kontrol, jadi mending hari itu diselesaikan aja urusan lab-nya.
Tapi hari itu puanasssnyaa... masyaAllah.. males banget mikirnya, harus nyari2 dulu (rada lupa dimana persisnya), trus daftar2 dulu..
Akhirnya setelah cap cip cup hitung kancing, diputuskan untuk ke Medistra langsung aja. Biar nggak perlu bolak-balik dan ambil hasilnya nanti pas kontrol sekalian.
Padahal cuma buat memutuskan dimana mau nge-lab aja, udah puyeng karena banyak yang dipertimbangkan.
Jadi keinget dulu pas mata kuliah topik khusus AI, bikin pseudocode buat proses planning, pantesan susah yak. Apalagi kalo yang dimodelkan orangnya berpola pikir ruwet kayak gini.
Cek darah di RS swasta ini memang ada lah bedanya dibanding di rs pemerintah, terutama harganya, haha.. periksa darah standard (hb, leuko, trombo, hematokrit, dst) + LED, darah tepi, ureum, kreatinin, dan LDH, di rs Haji sekitar Rp. 450.000, di RS swasta ini lebih mahal sampai 220 ribu. Tapi satu hari selesai. Dan nggak terlalu sakit pas diambil darahnya, karena sakitnya tuh disiniii... *nunjuk dompet*
Singkat cerita ,hari selasa malam tibalah waktu berjumpa dengan pak dokter AWS yang tercinta. Tumben banget pak dokter sudah hadir dari jam 18.30. Kemarin2 jam 19.30 baru dateng, bahkan kadang jam 20.30 atau malah jam 9 malem. Pasiennya sampai telat semua hari itu.
Seperti biasa, kalimat pembukanya adalah : apa kabar?
Dan setelah dijawab dengan : alhamdulillah baik, pak dokter akan mengatakan : itu kan kata kamu, sini sekarang kita lihat secara objektif apakah betul-betul baik. Pertama2 timbang dulu.
Catatan kali ini, dari sisi kankernya alhamdulillah tidak tampak aktifitas (dokter tidak menggunakan kata sembuh atau belum, karena sayangnya memang nggak bisa disimpulkan begitu saja), melihat posisi LDH dan LED kali ini sudah di dalam batas normal. Mudah-mudahan tetep normal ya.
x-ray terakhir baru 4 bulan yang lalu, jadi pak dokter belum akan nyuruh lagi dalam waktu dekat, sayang paparan radioaktifnya. Hasil yang 4 bulan lalu relatif ok, kecuali seperti sudah diketahui sebelumnya, ada left diaphragm paresis alias partial paralysis, alias otot diafragma yang melemah sehingga naik dan mengurangi volume paru-paru.
Kira-kira begitu deh gambarnya.
Efeknya mungkin karena volume paru berkurang, nafasnya berkurang, jadi aktifitas terbatas dibanding sebelumnya.
Pas mengeluhkan keterbatasan aktifitas ke pak dokter, jawaban si bapak cuma begini : ya dibatasi aja kalau begitu.
Oh baiklah...
Kata pak dokter, ini akibat isi dada yang kacau balau waktu itu, ya kanker nempel ke sana ke mari, ya infeksi. Jadi diterima aja lah ya.. Mudah-mudahan suatu saat nanti bisa pulih sendiri. Atau kalau enggak ya bisa beradaptasi.
Catatan berikutnya adalah hb menurun lagi. Kalau dua bulan yang lalu di angka 9, kali ini turun satu poin, jadi 8. Pak dokter memutuskan untuk memberikan besi, karena suspect sementara penurunan hb adalah karena kekurangan besi. Mungkin pak dokter ingin saya mencontoh mendiang margaret thatcher, jadi wanita besi.
Pak dokter memberi arahan atau caution, bahwasanya pil besi ini paling baik diserap dalam kondisi perut kosong. Akan tetapi karena sifat pil besi ini mengiritasi lambung, maka the second best condition adalah dengan perut bersuasana asam. Jadi makan dulu, sesudah itu makan yang asam2 seperti misalnya jeruk atau vit c.
Si bapak juga membawakan resep cadangan. Kalau-kalau nanti perut nggak kuat pake resep versi 1, ganti ke versi 2 yang besinya dikunyah, bukan diminum. Tapi dicoba dulu yang v.1
Nanti dua minggu berikutnya, ke lab lagi untuk cek darah ulang, dan hasilnya dikabarkan ke pak dokter. Nggak perlu datang, cukup sms atau email aja.
Nah, kalau makan besi nggak mempan, langkah berikutnya mungkin transfusi deh. Begitu 'ancaman' pak dokter. Mudah-mudahan mempan deh yaa..
Oh ya, dalam rangka ulang tahun kemoterapi yang pertama, ada event khusus yang akan diselenggarakan, yaitu check up dengan pilihan : ct-scan atau pet-scan.
Seperti biasa, pak dokter menyerahkan ke pasiennya untuk memutuskan metode testing yang akan digunakan, apakah black box, stress test, user acceptance test, atau integration testing *halah*
Setelah minta pertimbangan pak dokter, beliau lebih cenderung ke pet-scan saja, jadi ya pilih itu deh. Kita mah orangnya nurut aja kok sama pak dokter.
Maka pak dokter membuatkan surat pengantar ke bagian kedokteran nuklir MRCCC, untuk mendaftar pet-scan.
Berbekal surat pengantar, telpon deh ke MRCCC bagian nuklir.
Biaya pet-scan di mrccc menurut mas yang terima telpon tadi adalah 8,7 juta. Prosedurnya daftar lewat telpon paling lambat 2 hari sebelumnya, lalu pada hari H puasa sekitar 6 jam sebelum prosedur.
Dapat jadwal jam 10.00 tanggal 11-11-14, wah angka hampir cantik tuh. Hampir.
Mudah-mudahan nanti hasilnya lebih cantik lagi. Bersih dan sehat.
Doakan aku yaa...
Proses kali ini alhamdulillah lancar jaya, kecuali pas cek lab ke RS Haji.
Nggak lancarnya karena jalanan macet bangeeet.. dan sampai di sana ternyata mereka baru bisa kasih hasilnya dalam waktu 4 hari, atau 3 hari kerja karena besoknya hari Ahad. Waduh, padahal biasanya selasa sore udah bisa lho, bahkan kalau dirayu dikit, selasa pagi pun bisa diusahakan.
Tapi kali ini mas2nya beda, dan nggak bisa ngasih hasilnya sebelum rabu.
Hmm.. what to do? Selasa sore sudah mau kontrol.
Kata mas2nya, ke Pr*d*a aja.
Hmm.. browsing2, yang deket ada di kp melayu. Bisa tuh pas berangkat kerja. Tapi nggak yakin kalau ditunda2, belum lagi takut kenapa2 kalau makin mepet waktu kontrol, jadi mending hari itu diselesaikan aja urusan lab-nya.
Tapi hari itu puanasssnyaa... masyaAllah.. males banget mikirnya, harus nyari2 dulu (rada lupa dimana persisnya), trus daftar2 dulu..
Akhirnya setelah cap cip cup hitung kancing, diputuskan untuk ke Medistra langsung aja. Biar nggak perlu bolak-balik dan ambil hasilnya nanti pas kontrol sekalian.
Padahal cuma buat memutuskan dimana mau nge-lab aja, udah puyeng karena banyak yang dipertimbangkan.
Jadi keinget dulu pas mata kuliah topik khusus AI, bikin pseudocode buat proses planning, pantesan susah yak. Apalagi kalo yang dimodelkan orangnya berpola pikir ruwet kayak gini.
Cek darah di RS swasta ini memang ada lah bedanya dibanding di rs pemerintah, terutama harganya, haha.. periksa darah standard (hb, leuko, trombo, hematokrit, dst) + LED, darah tepi, ureum, kreatinin, dan LDH, di rs Haji sekitar Rp. 450.000, di RS swasta ini lebih mahal sampai 220 ribu. Tapi satu hari selesai. Dan nggak terlalu sakit pas diambil darahnya, karena sakitnya tuh disiniii... *nunjuk dompet*
Singkat cerita ,hari selasa malam tibalah waktu berjumpa dengan pak dokter AWS yang tercinta. Tumben banget pak dokter sudah hadir dari jam 18.30. Kemarin2 jam 19.30 baru dateng, bahkan kadang jam 20.30 atau malah jam 9 malem. Pasiennya sampai telat semua hari itu.
Seperti biasa, kalimat pembukanya adalah : apa kabar?
Dan setelah dijawab dengan : alhamdulillah baik, pak dokter akan mengatakan : itu kan kata kamu, sini sekarang kita lihat secara objektif apakah betul-betul baik. Pertama2 timbang dulu.
Catatan kali ini, dari sisi kankernya alhamdulillah tidak tampak aktifitas (dokter tidak menggunakan kata sembuh atau belum, karena sayangnya memang nggak bisa disimpulkan begitu saja), melihat posisi LDH dan LED kali ini sudah di dalam batas normal. Mudah-mudahan tetep normal ya.
x-ray terakhir baru 4 bulan yang lalu, jadi pak dokter belum akan nyuruh lagi dalam waktu dekat, sayang paparan radioaktifnya. Hasil yang 4 bulan lalu relatif ok, kecuali seperti sudah diketahui sebelumnya, ada left diaphragm paresis alias partial paralysis, alias otot diafragma yang melemah sehingga naik dan mengurangi volume paru-paru.
Kira-kira begitu deh gambarnya.
Efeknya mungkin karena volume paru berkurang, nafasnya berkurang, jadi aktifitas terbatas dibanding sebelumnya.
Pas mengeluhkan keterbatasan aktifitas ke pak dokter, jawaban si bapak cuma begini : ya dibatasi aja kalau begitu.
Oh baiklah...
Kata pak dokter, ini akibat isi dada yang kacau balau waktu itu, ya kanker nempel ke sana ke mari, ya infeksi. Jadi diterima aja lah ya.. Mudah-mudahan suatu saat nanti bisa pulih sendiri. Atau kalau enggak ya bisa beradaptasi.
Catatan berikutnya adalah hb menurun lagi. Kalau dua bulan yang lalu di angka 9, kali ini turun satu poin, jadi 8. Pak dokter memutuskan untuk memberikan besi, karena suspect sementara penurunan hb adalah karena kekurangan besi. Mungkin pak dokter ingin saya mencontoh mendiang margaret thatcher, jadi wanita besi.
Pak dokter memberi arahan atau caution, bahwasanya pil besi ini paling baik diserap dalam kondisi perut kosong. Akan tetapi karena sifat pil besi ini mengiritasi lambung, maka the second best condition adalah dengan perut bersuasana asam. Jadi makan dulu, sesudah itu makan yang asam2 seperti misalnya jeruk atau vit c.
Si bapak juga membawakan resep cadangan. Kalau-kalau nanti perut nggak kuat pake resep versi 1, ganti ke versi 2 yang besinya dikunyah, bukan diminum. Tapi dicoba dulu yang v.1
Nanti dua minggu berikutnya, ke lab lagi untuk cek darah ulang, dan hasilnya dikabarkan ke pak dokter. Nggak perlu datang, cukup sms atau email aja.
Nah, kalau makan besi nggak mempan, langkah berikutnya mungkin transfusi deh. Begitu 'ancaman' pak dokter. Mudah-mudahan mempan deh yaa..
Oh ya, dalam rangka ulang tahun kemoterapi yang pertama, ada event khusus yang akan diselenggarakan, yaitu check up dengan pilihan : ct-scan atau pet-scan.
Seperti biasa, pak dokter menyerahkan ke pasiennya untuk memutuskan metode testing yang akan digunakan, apakah black box, stress test, user acceptance test, atau integration testing *halah*
Setelah minta pertimbangan pak dokter, beliau lebih cenderung ke pet-scan saja, jadi ya pilih itu deh. Kita mah orangnya nurut aja kok sama pak dokter.
Maka pak dokter membuatkan surat pengantar ke bagian kedokteran nuklir MRCCC, untuk mendaftar pet-scan.
Berbekal surat pengantar, telpon deh ke MRCCC bagian nuklir.
Biaya pet-scan di mrccc menurut mas yang terima telpon tadi adalah 8,7 juta. Prosedurnya daftar lewat telpon paling lambat 2 hari sebelumnya, lalu pada hari H puasa sekitar 6 jam sebelum prosedur.
Dapat jadwal jam 10.00 tanggal 11-11-14, wah angka hampir cantik tuh. Hampir.
Mudah-mudahan nanti hasilnya lebih cantik lagi. Bersih dan sehat.
Doakan aku yaa...
Langganan:
Komentar (Atom)
