Jumat, 31 Juli 2015

Setengah penuh atau setengah kosong?

Konsul ke dokter AWS ini akhir-akhir ini kok jadi seperti kegiatan bertema 'glass half full, glass half empty'.
Mencerahkan banget. Sarat nuansa. Bittersweet. Selalu ada hal yang bikin pengen jejingkrakan, dan ada yang bikin pengen nangis *hiperbolis, panggilannya olis*
Kali ini dibuka dengan dokter yang geleng2 karena melihat hasil ct-scan bagus tapi hasil lab jelek banget. Diikuti dengan 'ancaman' cek lab sebulan sekali dan ct-scan lagi untuk bagian abdomen. Hiks.
Tujuannya tetap: Jangan sampai kecolongan.


Mengingat limfoma adalah kanker darah, jadi ya bisa beredar ke mana-mana. Bagian thorax bersih, bisa jadi pindah ngetem ke bawah. Se-nyangkutnya dia aja gitu. Mudah2an sih enggak yaa..


Hiks. Padahal niatnya kali ini pengen dapat lampu hijau, sudah ok, tinggal kontrol rutin saja. Gitu. Tapi ternyata belum bisa ya dok? Hiks hiks..
Tapi lalu kembali diingatkan bahwa hasil ini sudah buaguuus banget (bukan bu agus ya.. ) dan di luar perkiraan bangeet.. Maka nggak tega mau nangis juga, wong sudah dikasih bonus.


Kali ini awalnya dari membahas soal periksa bone marrow untuk diagnosis awal limfoma. Kata pak dokter, biasanya dilakukan jika dicurigai adanya ekstranodal tapi nggak keliatan di hasil scan atau ada gejala bm involvement. Dan itu biasanya kalau pasiennya masih bisa jalan-jalan gitu.
"Kalau kamu", dokter AWS geleng2, "waktu itu dari hasil scan saja sudah keliatan kalau kacau banget".


Sampai sekarang pun hatiku rasanya sering amat kacau dok, seperti sesudah meletusnya balon hijau. Misalnya kalau diancam2 suruh scan dan sering2 cek darah kayak gini. Hiks.


Eniwei, tujuan staging untuk limfoma sebenarnya lebih kepada menentukan prognosis. Kasarnya sih perkiraan harapan hidup. Misalnya kalau sumsum bersih harapan hidupnya 60%, dengan sumsum tulang kena jadi 40%.
Tapii.. Dr AWS mengingatkan lagi, angka itu juga 'cuma' statistik. Dan manusia itu jauh lebih rumit dari sekedar statistik.
"Misalnya kamu," katanya "harapan hidupmu waktu itu mungkin nggak seberapa. Cuma bedanya harapan itu didengar sama Yang Memberi Hidup."
Waaa.. Dokter ini memang bisa banget ih.




Astaghfirullah, Alhamdulillah..
Memang yang ada sekarang mestinya ya bersyukur dan bersyukur ya. Terima kasih dok, sudah diingatkan kembali. Love you *eh*

1 komentar:

  1. Urfa, tetap semangat ya,.... telat aku bacanya, aku lagi sibuk dengan si sulung yang waktu itu..... tersenyum Urfa, please......

    BalasHapus