Akhirnya the most coveted setengah jalan terlewati juga dengan lancar, walaupun sempat tertunda 2 minggu dan nyaris tertunda lagi karena dua hari menjelang jadwal terapi tiba-tiba demam tinggi.
Alhamdulillah pas hari H-nya demam berangsur-angsur menghilang, dan terapi bisa dilakukan. Tapi demam yang dua hari itu bukannya tanpa efek samping. Leukosit yang sebelumnya sudah bagus di kisaran 6000-an (angka normal antara 3500-11000) tiba-tiba drop ke 2100.
Akhirnya untuk pertama (dan semoga terakhir) kalinya mencicipi suntikan Leukogen yang 1ml hampir 1 juta rupiah itu.
Suntikan ini termasuk jenis G-CSF alias zat yang menstimulasi sumsum tulang agar memproduksi sel-sel yang diperlukan (dalam hal ini leukosit) untuk direlease ke aliran darah.
Alhamdulillah dosisnya sekali suntik cuma 1ml, karena disamping harganya yang super, cara suntiknya juga subcutaneous alias di bawah kulit. Nggak persis di bawah permukaan seperti tes alergi, tapi agak masuk sedikit di bagian otot. Tapi tetep lumayan deh rasanya.. kalau bisa jangan lagi-lagi ah.. atiit.
Di luar insiden itu, alhamdulillah tidak ada hambatan yang berarti.
Kali ini dokter memutuskan untuk mempersingkat waktu kemoterapi. Yang awalnya perlu waktu setidaknya dua hari, dimampatkan jadi 1 hari.
Tadinya pemberian R alias Rituximab alias Mabhtera dilakukan bertahap sampai memerlukan waktu kurang lebih 15 jam beserta bilasannya, kali ini cukup 10 jam saja.
Tadinya antara pemberian R dan CHO diseling 24 jam, kali ini tidak perlu, jadi total waktu terapinya sekitar 12-13 jam saja dari mulai R sampai selesai CHO.
Oh ya, belum sempet cerita soal R-CHOP yang dipakai untuk terapi ya? Nanti deh diceritain gimana dan apa terapinya.
Keputusan dokter ini didasarkan hasil konsultasi terakhir minggu lalu, dan observasi dokter terhadap 3 putaran terapi yang sudah dilakukan sebelumnya. Ternyata dokter memutuskan untuk memberikan jeda 24 jam karena kondisi pasiennya memang tidak meyakinkan.
Biasanya dokter tidak memberikan jeda, tapi kata dokter "Biasanya pasien-pasien kanker saya relatif oke, baru kali ini dapat pasien yang seru kayak gini, pake pericardial, pleural effusion, dan lain-lain segala"
Hueee... masa saya dibilang seru sih dok. Tapi baru tahu juga ternyata selama ini pak dan bu dokter lumayan pusing juga merencanakan program terapinya gara-gara pasiennya ruwet begini. Pantesan di awal-awal dulu pak dokter cemberut melulu, ternyata nggak cuma pasiennya yang khawatir, dokternya juga. Makasih pak, bu, untuk kehati-hatiannya, semoga nggak ada yang kelewat deh..
Tapi jadi agak faham dan bisa menerima kenyataan juga, kenapa selama ini kok kondisi badan nggak kunjung fit. Kenapa terlepas dari apa yang orang-orang bilang kalau banyak kok yang sambil kemoterapi tetap bisa bekerja dan beraktifitas seperti biasa, banyak kok yang kemoterapi bisa jalan-jalan kemana-mana asalkan pakai masker dan rajin cuci tangan.
Karena memang : a). kondisi masing-masing orang ketika memulai terapi beda-beda. Ada yang memulai dalam kondisi prima, ada juga yang mulainya justru lagi drop habis. kalau prima, insyaAllah kemungkinan selama kemoterapi dropnya nggak akan jauh, tapi kalau mulaipun sudah minus, disamping efek positifnya, efek negatif kemoterapi pasti juga terasa banget.
b) efek kemoterapi ke masing-masing orang berbeda-beda. ada yang bisa mentolerir dengan baik, sehingga orangnya bisa cukup 'santai' menjalani aktifitasnya (tapi jangan disangka nggak ada efek jangka panjangnya lhoo.. semua orang yang menjalani kemoterapi itu seperti berada dibawah pedang damocles, selalu dihantui efek jangka pendek maupun jangka panjang yang nggak sepele). Ada juga yang nggak kuat ngapa-ngapain, dan justru kolaps gara-gara kemoterapi, bukan kankernya. Ada juga yang sepertinya nggak apa2, tapi nggak bisa beraktifitas karena mual, letih yang amat sangat, atau rentan kena infeksi.
Intinya sih, tidak bisa dipukul rata (soalnya sih biasanya orang itu kalau dipukul memang jadi benjol, bukan rata) antara satu orang dengan orang lain untuk masalah kanker dan kemoterapi ini. Kabar baiknya, kita nggak perlu langsung takut kalau melihat orang lain yang mengalami efek yang parah, karena kita belum tentu akan begitu. Tapi tetap harus berhati-hati dan jangan lena kalau melihat orang lain bisa menjalaninya dengan lancar. Harus baik-baik mengukur diri, karena yang paling tahu badan kita ya diri kita sendiri (lagi berusaha mengingatkan diri sendiri nih).
Jadi sekarang tugas pasiennya adalah menjaga betul-betul supaya jangan kena infeksi apa-apa lagi, supaya jadwal terapi jangan mundur-mundur lagi.
Oh ya, next big event adalah dua minggu dari sekarang, yaitu CT-SCAN untuk mengevaluasi hasil terapi selama ini. Mudah-mudahan hasilnya bagus yaa..
Rabu, 17 Juli 2013
Senin, 08 Juli 2013
A good day to be lazy
Beberapa hari ini langit di-setting mellow. You cannot tell what time it is just by looking out of the window, because it will be cool and dark all day. Not that I'm complaining.
It's a perfect day to take it easy and lay back. Like what i've been doing for the last 6 months or so.
Cuma ada satu eh dua hal yang membuat agak sedih, yaitu I missed my chemo cycle and my back and chest is hurt, both thanks to the zooster virus. Hopefully it;s just a minor setback, and hopefully we can have the chemo as soon as i see my onc next tuesday. I can't believe I will be so sad to miss a chemo, but my onc said that the delay should not be a problem if it;s only a week or so.
But at the end of the consultation he seemed hesitated (or maybe it;s just his style, that seemingly hesitated speech) and said that even if i will still have some of my shingles, but if he think that my body can take it, he will push ahead with the chemo. He also mentioned something about the risk of some of the lumps to comeback if we delay it for too long. So I don't know if i should be worry or not, but I know that I should pray. A lot.
Sebetulnya sebelum huru-hara herpes ini, rencananya mau meneruskan cerita soal diagnosis, pemasangan selang, jantung hampir jebol, kejar-kejaran dengan dokter onkologi, mini-kemo, sampai kemo perdana yang nggak lengkap komponennya itu. But 5 days fever followed by pain and discomfort ruined my mood.
Jadi ceritanya musti nunggu mood kembali dulu deh.
It's a perfect day to take it easy and lay back. Like what i've been doing for the last 6 months or so.
Cuma ada satu eh dua hal yang membuat agak sedih, yaitu I missed my chemo cycle and my back and chest is hurt, both thanks to the zooster virus. Hopefully it;s just a minor setback, and hopefully we can have the chemo as soon as i see my onc next tuesday. I can't believe I will be so sad to miss a chemo, but my onc said that the delay should not be a problem if it;s only a week or so.
But at the end of the consultation he seemed hesitated (or maybe it;s just his style, that seemingly hesitated speech) and said that even if i will still have some of my shingles, but if he think that my body can take it, he will push ahead with the chemo. He also mentioned something about the risk of some of the lumps to comeback if we delay it for too long. So I don't know if i should be worry or not, but I know that I should pray. A lot.
Sebetulnya sebelum huru-hara herpes ini, rencananya mau meneruskan cerita soal diagnosis, pemasangan selang, jantung hampir jebol, kejar-kejaran dengan dokter onkologi, mini-kemo, sampai kemo perdana yang nggak lengkap komponennya itu. But 5 days fever followed by pain and discomfort ruined my mood.
Jadi ceritanya musti nunggu mood kembali dulu deh.
Langganan:
Komentar (Atom)