Rabu, 17 Juli 2013

Setengah Jalan, Alhamdulillah..

Akhirnya the most coveted setengah jalan terlewati juga dengan lancar, walaupun sempat tertunda 2 minggu dan nyaris tertunda lagi karena dua hari menjelang jadwal terapi tiba-tiba demam tinggi.

Alhamdulillah pas hari H-nya demam berangsur-angsur menghilang, dan terapi bisa dilakukan. Tapi demam yang dua hari itu bukannya tanpa efek samping. Leukosit yang sebelumnya sudah bagus di kisaran 6000-an (angka normal antara 3500-11000) tiba-tiba drop ke 2100.

Akhirnya untuk pertama (dan semoga terakhir) kalinya mencicipi suntikan Leukogen yang 1ml hampir 1 juta rupiah itu.
Suntikan ini termasuk jenis G-CSF alias zat yang menstimulasi sumsum tulang agar memproduksi sel-sel yang diperlukan (dalam hal ini leukosit) untuk direlease ke aliran darah.

Alhamdulillah dosisnya sekali suntik cuma 1ml, karena disamping harganya yang super, cara suntiknya juga subcutaneous alias di bawah kulit. Nggak persis di bawah permukaan seperti tes alergi, tapi agak masuk sedikit di bagian otot. Tapi tetep lumayan deh rasanya.. kalau bisa jangan lagi-lagi ah.. atiit.
Di luar insiden itu, alhamdulillah tidak ada hambatan yang berarti.
Kali ini dokter memutuskan untuk mempersingkat waktu kemoterapi. Yang awalnya perlu waktu setidaknya dua hari, dimampatkan jadi 1 hari.

Tadinya pemberian R alias Rituximab alias Mabhtera dilakukan bertahap sampai memerlukan waktu kurang lebih 15 jam beserta bilasannya, kali ini cukup 10 jam saja.

Tadinya antara pemberian R dan CHO diseling 24 jam, kali ini tidak perlu, jadi total waktu terapinya sekitar 12-13 jam saja dari mulai R sampai selesai CHO.

Oh ya, belum sempet cerita soal R-CHOP yang dipakai untuk terapi ya? Nanti deh diceritain gimana dan apa terapinya.

Keputusan dokter ini didasarkan hasil konsultasi terakhir minggu lalu, dan observasi dokter terhadap 3 putaran terapi yang sudah dilakukan sebelumnya. Ternyata dokter memutuskan untuk memberikan jeda 24 jam karena kondisi pasiennya memang tidak meyakinkan.
Biasanya dokter tidak memberikan jeda, tapi kata dokter "Biasanya pasien-pasien kanker saya relatif oke, baru kali ini dapat pasien yang seru kayak gini, pake pericardial, pleural effusion, dan lain-lain segala"
Hueee... masa saya dibilang seru sih dok. Tapi baru tahu juga ternyata selama ini pak dan bu dokter lumayan pusing juga merencanakan program terapinya gara-gara pasiennya ruwet begini. Pantesan di awal-awal dulu pak dokter cemberut melulu, ternyata nggak cuma pasiennya yang khawatir, dokternya juga. Makasih pak, bu, untuk kehati-hatiannya, semoga nggak ada yang kelewat deh..

Tapi jadi agak faham dan bisa menerima kenyataan juga, kenapa selama ini kok kondisi badan nggak kunjung fit. Kenapa terlepas dari apa yang orang-orang bilang kalau banyak kok yang sambil kemoterapi tetap bisa bekerja dan beraktifitas seperti biasa, banyak kok yang kemoterapi bisa jalan-jalan kemana-mana asalkan pakai masker dan rajin cuci tangan.

Karena memang : a). kondisi masing-masing orang ketika memulai terapi beda-beda. Ada yang memulai dalam kondisi prima, ada juga yang mulainya justru lagi drop habis. kalau prima, insyaAllah kemungkinan selama kemoterapi dropnya nggak akan jauh, tapi kalau mulaipun sudah minus, disamping efek positifnya, efek  negatif kemoterapi pasti juga terasa banget.
b) efek kemoterapi ke masing-masing orang berbeda-beda. ada yang bisa mentolerir dengan baik, sehingga orangnya bisa cukup 'santai' menjalani aktifitasnya (tapi jangan disangka nggak ada efek jangka panjangnya lhoo.. semua orang yang menjalani kemoterapi itu seperti berada dibawah pedang damocles, selalu dihantui efek jangka pendek maupun jangka panjang yang nggak sepele). Ada juga yang nggak kuat ngapa-ngapain, dan justru kolaps gara-gara kemoterapi, bukan kankernya. Ada juga yang sepertinya nggak apa2, tapi nggak bisa beraktifitas karena mual, letih yang amat sangat, atau rentan kena infeksi.

Intinya sih, tidak bisa dipukul rata (soalnya sih biasanya orang itu kalau dipukul memang jadi benjol, bukan rata) antara satu orang dengan orang lain untuk masalah kanker dan kemoterapi ini. Kabar baiknya, kita nggak perlu langsung takut kalau melihat orang lain yang mengalami efek yang parah, karena kita belum tentu akan begitu. Tapi tetap harus berhati-hati dan jangan lena kalau melihat orang lain bisa menjalaninya dengan lancar. Harus baik-baik mengukur diri, karena yang paling tahu badan kita ya diri kita sendiri (lagi berusaha mengingatkan diri sendiri nih).

Jadi sekarang tugas pasiennya adalah menjaga betul-betul supaya jangan kena infeksi apa-apa lagi, supaya jadwal terapi jangan mundur-mundur lagi.
Oh ya, next big event adalah dua minggu dari sekarang, yaitu CT-SCAN untuk mengevaluasi hasil terapi selama ini. Mudah-mudahan hasilnya bagus yaa..

4 komentar:

  1. Amiin.. Semoga hasilnya bagus fie... #rohmah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaamiin.. aamiiin... semoga yang berikutnya aku nggak lupa ngasih kabar yaa.. ehehe :-*

      Hapus
  2. aamiiin amat sangat didoakan olehku, selalu always, seneng kalo utinya semangat lagi, mudah2an ga ada yang iseng2 lagi dijalan yaa ut..love you!!

    BalasHapus
  3. Hmm.. dah back to old style ya urf.. glad to see that.. (garing but, hey it's me..)
    Semoga dilancarkan semuanya olehNya.. Aaminnn..

    BalasHapus