Kamis, 18 September 2014

Of all the things we take for granted..


Bulan september ini sebetulnya bulan kewaspadaan leukimia dan limfoma. Hmm.. kok aneh ya kedengerannya. Sebenernya sih maksudnya ini : leukaemia and lymphoma awareness month.

Dan tanggal 15-nya adalah world lymphoma day.
 
Dan berkaitan dengan itu, sebetulnya ada cita-cita untuk posting sedikit soal limfoma.
Nggak banyak-banyak, sedikit saja.
Cuma sejauh yang sudah pernah dibrowsing di internet, dan pengalaman hidup bersama limfoma selama ini.

Bukan untuk merayakan tentunya, karena it's clearly not something to celebrate, tapi lebih ke ikut menyebarkan awareness.

Akan tetapi.. nah, ini.. pasti sudah ketebak sih ya, kalau dalam satu paragraf ada beberapa kata sebetulnya, sebenarnya, cita-cita, kepengen, dan lain sebagainya.. lalu ada kata2 tapi, biasanya pada akhirnya ya jadi begitu saja. Jadi cita-cita dan sebetulnya saja. Nggak jadi tulisan.

Soalnya (nah, ini pola standarnya : Sebetulnya - Tapi - Soalnya, hehe.. ) seminggu terakhir ini level energi tiba-tiba menurun drastis. Memang semenjak resmi bergabung dalam barisan para pejuang kanker ini (hadeh, kok kesannya heroik amat ya), salah satu permasalahan utama yang hilang timbul tiada sopannya adalah rasa lelah letih lesu alias fatigue.
Hmm.. lain kali pengen nulis soal ini juga deh (eheheh.. ini hobinya kok bikin to do list, tapi pelaksanaannya gak ada).

And on top of that, my body started to do some quirky things..
Selama seminggu yang naudzubillah panasnya ini, my body keeps breaking in cold sweat, except for my forehead.
Jadi mandi keringat, tapi bagian dahi kering kerontang panas membara *halah hiperbolis*

Sepertinya sepele ya..
Keringet aja..
Kalo keringetan tinggal di-elap. kalo nggak keringetan ya kipasan.
Oho.. ternyata nggak se-sepele itu sodara-sodara
Karena kepala nggak bisa keringetan, rasanya lama-lama kayak orang demam, badan dingin kepala panas.
Dan mungkin (mungkin lho yaa...) karena ada bagian yang tetep panas, bagian tubuh yang lain mengkompensasi dengan memproduksi keringat lebih banyak lagi.
Akibatnya, tambah nggak seimbanglah suhu panas-dingin antara hati dan kepala *eh*

Kalau badan sudah aneh-aneh begini, mau nggak mau salah satu kekhawatiran yang muncul adalah : is it the cancer?

Memang bener apa kata orang, bahwa cancer is a gift that keeps on giving.

Meskipun misalnya kita sudah dinyatakan sembuh atau remisi atau NED atau apapun itu, tetap saja jejaknya akan terus terasa sampai lama.
Mulai dari sisa efek kankernya maupun efek pengobatannya, tidak bisa serta merta lenyap dari muka bumi ini.
Belum lagi kemungkinan baliknya kanker itu pun selalu ada, sehingga kita sendiri harus selalu waspada dan teliti dengan setiap ketidaknormalan yang terjadi.
Dan disini ini bagian yang tricky banget. Kalo nggak waspada takut kecolongan, kalo berusaha waspada, takut jadinya paranoid, nanti stress sendiri. Dan orang juga banyak bilang, bahwa stress itu memicu kanker. Nah lo..

Tapi tetep, di setiap peristiwa yang terasa negatif, pasti ada sisi positifnya, yaitu.. hmm.. yaitu.. apa ya..

Hmm... oh iya, ini :
Yaitu mudah-mudahan pengalaman yang aneh-aneh ini bisa membuat lebih bersyukur.
Lebih menghayati bahwa apapun yang kita rasakan di dunia ini, yang selama ini kita anggap sepele, that we take for granted, seperti misalnya bernafas, berkeringat, atau buang angin barangkali, itu sebetulnya adalah nikmat Allah yang tiada tara.

Lagian emang siapa elu, kok berani mengklaim kalo situ punya jatah bernafas, jatah berkeringat?
Itu semua kan hak prerogatif Allah. Kapan Allah kasih, kapan Allah ambil..
Sudah pernah berterima kasih belum, dikasih itu semua?

Gitu barangkali moral of the story-nya...

Terus terang soal sepele itu sempet bikin down juga kemarin. Rasanya belum siap banget kalo harus mengejar-ngejar dokter lagi untuk dapet diagnosis kenapa dan apa yang salah.
Kemarin sih sempat ke dokter kulit (lho, kok dokter kulit? iya, ini dokter yang paling deket dari rumah soalnya.. haha.. alasan yang aneh ya), dan bu dokter bilang ini masalah kelenjar keringat, jadi banyak faktor yang mungkin menyebabkannya. Banyak yang harus diperiksa untuk tahu bener akar permasalahannya.. jadi sementara dikasih lotion aja, nanti lapor aja ke dokter onkologinya ya..
Uhuhu.. baiklah bu..

Tapi Alhamdulillah wa syukurillah.. setelah 4 hari mogok, akhirnya sang jidad yang suka ngeyel ini kembali mendapatkan kemampuannya.
Mudah-mudahan jangan mogok lagi deh.
Nanti pas kontrol aja kita laporin ke pak dokter, dan mudah2an bukan karena apa2 juga.

Jadi, Alhamdulillah.. sekarang kepala udah lebih adem.. ngimbangin ademnya hati ini *tssahhh..*

Ah, Allah memang baik banget yaaa..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar